KIOS IBU
Sabtu, 19 November 2011
KIOS IBU
Oleh
: I.Roselina
Zakia Fuad
Pada : September
2011
Kios ibu letaknya cukup strategis, berada di tengah pasar dan mudah dijangkau dari berbagai arah. Kios ibu berbentuk
agak mengerucut, dan hampir semua ruang penuh dengan barang dagangan. Ketika
saya, istri dan kedua anak saya ke kios tersebut, harus duduk di luar kios
karena sudah tidak ada tempat lagi untuk duduk.
--==oOo==--
Kios tersebutlah yang menemani ibu mengisi hari-hari
beliau. Bahkan kios tersebutlah yang memadati aktifitas ibu setiap harinya.
Melihat kios tersebut adalah melihat kegigihan dan kekuatan ibu sebagai seorang
istri. Kegigihan ibu, ibu adalah wanita sempurna di mataku, meski Beliau
bukanlah seorang yang mengantongi ijazah kuliah. Beliau mengerjakan
pekerjaan-pekerjaan rumah sebagaimana ibu-ibu yang lain dengan sepenuh hati
sehingga hasilnyapun memuaskan hati. Rumah tertata rapi, masakan lezat
terhidang dan bajupun rapi terpakai. Itu semua adalah kegigihan ibu. Setelah
pekerjaan rumah selesai, bersambung dengan pekerjaan selanjutnya yaitu
berdagang di pasar kliwon Kudus. Beliau gesit dalam melayani pembeli baik
grosir ataupun eceran. Dari mulai kulaan dengan naik turun kendaraan umum
beliau dan Bapak jalani sampai sekarang akhirnya bakul yang menyetok
dagangan-dagangan mereka ke kios Bapak dan Ibu. Subhanallah, kegigihan akhirnya
berbuahkan kepercayaan pembeli dan bakul. Kekuatan ibu, sebagai seorang wanita,
Beliau punya kekuatan lebih karena berjualan di pasar Kliwon, memanggul
dagangan naik turun tangga pasar sudah biasa Beliau lakoni. Setumpuk sapu,
setumpuk tempat sampah, setumpuk tas anyam, setumpuk keset dan setumpuk
dagangan-dagangan lainnya sudah biasa Beliau angkat naik turun tangga pasar
Kliwon. Selain itu, Beliau juga gesit dalam menyiapkan dagangan, dan gesit
dalam mengepak dagangan yang sudah dipesan atau dibeli. Mengingat keberadaan
kios Ibu di pasar kliwon adalah mengingat semuanya tentang Ibu.
--==oOo==--
Selepas subuh pada hari selasa kalender menunjuk tanggal
20 September 2011, kubaca ada sms dari adikku di kudus. Dalam sms tersebut
mengabarkan kabar yang mengagetkan kami. Pagi
ini pasar Kliwon kebakaran, mohon doanya tidak terjadi apa-apa..Deg, seperti
ada yang memukul keras jantungku. Segera kuhubungi adik di kudus mencari tahu
kabar detail dari kebakaran tersebut. Namun karena HP adik sedang bermasalah
maka sulit mendapat kabar langsung dari adik kudus. Kutelepon bapak juga tidak
ada yang mengangkat mungkin karena paniknya sampai tidak bisa menjawab telpon
kami. Akhirnya kami hanya bersabar menunggu kabar tentang kebakaran pasar
kliwon hanya dari sms adik. Sms terakhir datang mengabarkan bahwa kios ibu
habis terbakar tanpa sisa. Innalillahi
wa inna ilaihi rooji’un. Kami panik karena bersamaan dengan kabar kebakaran ini
datang, hari selasa ini juga akan datang tamu penting kantor tempatku bekerja.
Tamu kantor datang dengan agenda rapat penting dimana waktunya sudah tidak bisa
diundur lagi. Beriring dengan terjadinya kebakaran tersebut, pada hari rabunya,
aku juga ada agenda tugas keluar kota. Situasi yang cukup membuatku panik.
Selepas rapat, kuajukan ijin untuk dapat meminjam mobil kantor dengan keperluan
pulang ke kudus sore selepasku pulang kantor. Alhamdulillah kantor memberi
ijin. Tepat pukul 17.00, kami melaju meninggalkan Salatiga menuju Kudus. Pukul
20.30 kami sampai di rumah Kudus. Rumah penuh dengan lalu lalang pegawai dan
tukang yang turut serta dalam memindahkan dagangan dari kios Bapak ke rumah di
Kudus. Dari semua kesyukuran yang mesti kami syukuri atas kejadian kebakaran kios Ibu di pasar Kliwon
Kudus adalah Kios Bapak terselamatkan dari peristiwa kebakaran tersebut. ‘alaa
kulli haal alhamdulillah.
--==oOo==--
Allahu Ghaniy...itu yang ada dalam pikirku sekarang.
Betapa kayanya Engkau sehingga harta titipan Engkau yang Engkau titipkan ke
pedagang-pedagang pasar Kliwon yang terbakar ternyata nilainya jutaan bahkan
milyaran rupiah mungkin. Betapa Kayanya Engkau sehingga kami baru tersadar
setelah Engkau hadirkan peristiwa kebakaran tersebut ke hadapan kami.
Hari Senin sebelum kebakaran, Ibu baru saja memasukkan 200
keset dengan harga per biji 13.000. Dari 1 jenis dagangan saja Allah sudah
mengambil 2,6 juta dari Ibu. Belum hitungan dagangan Ibu yang lain. Allah
memang benar-benar Kaya. Dan Allah menitipkan kekayaan Allah pada orang yang
memang terpercaya, salahsatunya adalah Ibu.
Langganan:
Postingan (Atom)